Sabtu, 18 Februari 2012

zaman batu 2

Zaman Batu

Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:

[sunting] Zaman Batu Tua

Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.

Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:

  1. Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
  2. Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)

Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)

[sunting] Zaman Batu Tengah

1. Ciri zaman Mesolithikum:

a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
c. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
d. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
e. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.

2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:

a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)

3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua--Melanosoid

[sunting] Zaman Batu Muda

Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:

  1. Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
  2. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
  3. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
  4. Pakaian dari kulit kayu
  5. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)

Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)

[sunting] Zaman Batu Besar

Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka

[sunting] Zaman Logam

Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:

Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
a. Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
b. Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c. Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
d. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a. Mata Kapak bertungkai kayu
b. Mata Pisau
c. Mata Sabit
d. Mata Pedang
e. Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)

Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.

Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.

[sunting]

Kamis, 16 Februari 2012

SANGIRAN DOME(KUBAH SANGIRAN)

Manusia purba merupakan terminologi yang digunakan untuk manusia yang hidup pada masa lampau dan dibuktikan dengan temuan-temuan fosil tulang manusia di situs-situs prasejarah. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan temuan-temuan fosil manusia purba. Di awali dengan temuan spektakuler fosil atap tengkorak (cranial) dan tulang paha (femur) manusia di bantaran Sungai Bengawan Solo (Jawa) pada tahun 1891-1892 oleh Eugene Dubois, seorang dokter tentara pemerintah kolonial Belanda yang tertarik dengan kajian palaeoanthropology di Indonesia. Semenjak berita temuan tersebut dipublikasikan dengan nama spesies Pithecanthropus erectus (manusia kera yang berjalan tegak), banyak para ahli yang melakukan penelitian mengenai manusia purba dan menemukan fragmen-fragmen fosil manusia purba lainnya serta sisa-sisa kebudayaannya di Indonesia.

Ernest Heakle dan Thomas Huxley berasumsi, jika ingin mencari fosil manusia purba maka pergilah ke kawasan katulistiwa (Heakle menyarankan ke Asia; Huxley menyarankan ke Afrika). Asumsi itu berdasarkan pemahaman bahwa, pada saat terjadi fluktuasi jaman glassial-interglassial di muka bumi pada periode pleistocen telah mengakibatkan terjadikan ketidakseimbangan ekosistem. Terjadi kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup di sebagian wilayah muka bumi yang merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup yang lain, sehingga yang tidak mampu bertahan akan musnah dengan sendirinya. Pembekuan dan pencairan permukaan air laut pada jaman glassial-interglassial terjadi hanya di wilayah Utara dan Selatan bumi. Sementara di kawasan garis katulistiwa terjadi pluvial-interpluvial (tidak mengalami pembekuan dan pencairan permukaan air laut, hanya terjadi penaikan dan penurunan tinggi permukaan air laut dengan iklim kering dan lembab). Kondisi yang demikian mengakibatkan kawasan katulistiwa tetap mampu menjadi tempat hidup bagi spesies flora dan fauna. Dengan demikian, logika yang berkaitan dengan asumsi Heakle dan Huxley adalah manusia purba yang hidup di luar kawasan katulistiwa dan terancam kepunahan akibat ketidakseimbangan ekosistem pada jaman glassial-interglassial, melakukan migrasi ke kawasan yang memungkinkan masih menyediakan berbagai sumber makanan. Migrasi yang dilakukan adalah melakukan perjalanan ke wilayah katulistiwa.

Seiring dengan perkembangan penelitian di bidang palaeoanthropology, asumsi Heakle dan Huxley terbukti dengan banyak ditemukannya situs-situs prasejarah tempat ditemukannya fosil manusia purba di Asia dan Afrika. Berdasarkan penelitaian yang dilakukan mulai akhir abad XIX hingga XX, Asia memiliki situs-situs manusia purba antara lain Sangiran, Pacitan (Indonesia), Gua Tabon (Filipina), dan Gua Kepah (Malaysia); Afrika memiliki situs-situs manusia purba antara lain Olduvai Gorge (Tanzania), Bantaran Sungai Omo (Ethiopia), dan Danau Turkana (Kenya).

Situs Sangiran Dome

Bentang lahan situs tersebut meliputi areal seluas ± 48 km2 yang berbentuk seolah seperti kubah (dome), sehingga situs tersebut dinamakan dengan Sangiran Dome. Terletak di wilayah administrasi Kabupaten Sragen Provinsi Jawa Tengah, Sangiran berada ± 15 km ke arah Utara kota Surakarta. Situs Sangiran merupakan salah satu situs manusia purba yang sangat berperan penting dalam perkembangan penelitian di bidang palaeoanthropology di Indonesia. Pada tahun 1934 penelitian yang dilakukan oleh G.H.R. von Koenigswald yang menemukan beberapa alat sepih yang terbuat dari batu kalsedon di atas bukit Ngebung, arah Baratlaut Sangiran Dome.

Berdasarkan penelitian geologis, situs Sangiran merupakan kawasan yang tersingkap lapisan tanahnya akibat proses orogenesa (pengangkatan dan penurunan permukaan tanah) dan kekuatan getaran di bawah permukaan bumi (endogen) maupun di atas permukaan bumi (eksogen). Aliran Sungai Cemoro yang melintasi wilayah tersebut juga mengakibatkan terkikisnya kubah Sangiran menjadi lembah yang besar yang dikelilingi oleh tebing-tebing terjal dan pinggiran-pinggiran yang landai. Beberapa aktifitas alam di atas mengakibatkan tersingkapnya lapisan tanah/formasi periode pleistocen yang susunannya terbentuk pada tingkat-tingkat pleistocen bawah (lapisan Pucangan), pleistocen tengah (lapisan Kabuh), dan pleistocen atas (lapisan Notopuro). Fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di laipsan-lapisan tersebut berasosiasi dengan fosil-fosil fauna yang setara dengan lapisan Jetis, lapisan Trinil, dan lapisan Ngandong. Konversi tingkatan lapisan tanah/formasi periode situs Sangiran menurut von Koenigswald dapat digambarkan sebagai berikut.

Periode

Lapisan Temuan Fosil

Teknologi

Geologi

Manusia

Fauna

Palaeolithic

Pleistocen

Atas

Notopuro

Ngandong

Tengah

Kabuh

Trinil

Bawah

Pucangan

Jetis

Secara umum situs-situs arkeologi diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu situs hominid (ciri-ciri banyak ditemukan fosil manusia dan fauna) dan situs artefak (ciri-ciri banyak ditemukan perkakas atau hasil budaya fisik manusia masa lampau). Di Indonesia, situs Sangiran, situs Trinil, dan situs Kedungbrubus adalah contoh beberapa situs hominid; sedangkan situs Kali Baksoka, situs Kali Ogan, dan Cabenge adalah contoh beberapa situs atrtefak.

Sangiran Dome Sebagai Tempat Hunian dan Ruang Subsistensi Manusia Purba

Diperkirakan situs Sangiran pada masa lampu merupakan kawasan subur tempat sumber makanan bagi ekosistem kehidupan. Keberadaanya di wilayah katulistiwa, pada jaman fluktuasi jaman glassial-interglassial menjadi tempat tujuan migrasi manusia purba untuk mendapatkan sumber penghidupan. Dengan demikian kawasan sangiran pada kala pleistocen menjadi tempat hunian dan ruang subsistensi bagi manusia pada masa itu.

Tempat-tempat terbuka seperti padang rumput, semak belukar, hutan kecil dekat sungai atau danau menjadi pilihan sebagai tempat hunian manusia pada kala pleistocen. Mereka membuat pangkalan (station) dalam aktifitas perburuan untuk m,endapatkan sumber kebutuhan hidupnya. Pilihan situs Sangiran dome sebagai pangkalan aktifitas perburuan mengingatkan kita dengan living floor (lantai hidup) atau old camp site di lembah Olduvai, Tanzania (Afrika). Indikasi suatu situs sebagai tempat hunian dan ruang subsistensi adalah temuan fosil manusia purba, fauna, dan artefak perkakas yang ditemukan saling berasosiasi.

A. Temuan Fosil Manusia Purba dan Fauna di Situs Sangiran Dome

Sejak ditemukannya Pithecanthropus erectus oleh Eugene Dubois, mulai tahun 1936-1978 telah dilakukan penelitian tentang manusia purba di situs Sangiran dome dan berhasil menemukan fragmen-fragmen fosil manusia purba yang diberi kode penomoran S1a - S28. Bila dibandingkan dengan situs-situs hominid lainnya di Indonesia seperti situs Tirinil, situs Ngandong, situs Kedungbrubus, dan situs Wajak, situs Sangiran merupakan situs hominid terbesar berdasarkan jumlah temuannya. Bisa dikatakan bahwa, hambir 60% temuan fragmen fosil manusia purba di Indonesia ditemukan di situs Sangiran. Temuan-temuan fosil tersebut berada pada lapisan Pucngan, lapisan Kabuh, dan lapisan Notopuro. Jenis spesies manusia purba yang ditemukan di Sangiran disamakan dengan jenis Pithecanthropus. Keseluruhan temuan spesies tersebut secara garis besar berdasarkan karakter fisik dibedakan menjadi tiga, yaitu:

N Pithecanthropus archaic ditemukan di lapisan Pucangan (pleistocen bawah) berumur ± 1,7 - 0,8 juta tahun yang lalu.

N Pithecanthropus classic ditemukan di lapisan Kabuh (pleistocen tengah) berumur ± 0,8 - 0,4 juta tahun yang lalu.

N Pithecanthropus progressive ditemukan di lapisan Notopuro (pleistocen atas) berumur ± 0,4 - 0,1 juta tahun yang lalu.

Jenis-jenis fauna yang ditemukan di situs Sangiran Dome berasal dari migrasi fauna Asia daratan ke Indonesia yang terjadi pada jaman glassial-interglassial melalui “jembatan darat” dataran Sunda. Bukti adanya migrasi fauna tersebut, yaitu ditemukannya fosil-fosil hewan pada lapisan Jetis dan lapisan Trinil yang mempunyai karakter “Sino-Malaya” (karakter fauna yang hidup di Cina dan Semenanjuung Malaya) misalnya wauwau, gibbon, beruang Malaya, dan stegodon (gajah); dan “Siva-Malaya” (karakter fauna yang hidup di India dan Semenanjuung Malaya) misalnya leptobos (lembu purba), hippopotamus (kuda nil), dan epimachairodus (sejenis harimau).

Pada tahun 1907-1908 L. Selenka melakukan ekskavasi di tempat penemuan species Pithecanthropus erectus oleh Eugene Dubois. Penelitian tersebut tidak satupun menemukan fosil manusia purba, tetapi justru banyak menemukan fosil-fosil berbagai fauna. Jenis-jenis hewan yang diperkirakan pernah hidup di masing-masing lapisan antara lain adalah:

õ Lapisan Jetis ditemukan fragmen fosil leptobos (lembu purba), hippopotamus namadicus (kuda nil), cervus zwaani (sejenis rusa), stegodon trigonocephalus (gajah) dan epimachairodus zwierzykii (sejenis harimau).

õ Lapisan Trinil ditemukan fragmen fosil stegodon trigonocephalus (gajah), cervus hippelaphus (sejenis rusa), felis palaeojavanica (sejenis harimau), dan bubalts palaeokarabau (sejenis banteng).

õ Lapisan Ngandong ditemukan fragmen fosil stegodon trigonocephalus (gajah), cervus hippelaphus, cervus janvanicus (sejenis rusa), felis tigris, felis palaeojavanica (sejenis harimau), rhinoceros sondaicus (sejenis kuda), dan bubalus palaeokarabau (sejenis banteng).

B. Temuan perkakas di Situs Sangiran Dome

Perkakas batu yang ditemukan di situs Sangiran Dome berupa alat-alat serpih bilah (flakes). Penemuan serpih bilah pertama kali oleh G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1934 diasumsikan terletak pada lapisan Kabuh (pleistocen tengah). Namun dalam penelitian lanjutan pada tahun 1938 yang dilakukan Teihard de Cardin, Helmut de Terra, dan Hallam L. Movius mengindikasikan temuan-temuan serpih bilah yang terletak di lapisan Notopuro (pleistocen atas) di atas endapan lapisan Kabuh. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh Tim Puslit Arkenas(Indonesia) bekerja sama dengan Museum National d’Histoire Naturelle (Perancis) berhasil menemukan konsentrasi serpih bilah pada lapisan Grenzbank (lapisan konglomerat yang membatasi lapisan Pucangan dan lapisan Kabuh). Penelitian yang semakin intensif dilakukan di situs Sangiran Dome berhasil menemukan perkakas lain selain serpih bilah, antara lain polyedric (bola batu) dalam jumlah besar, kapak perimbas, kapak penetak, kapak pembelah, dan perkutor yang ‘sophisticated

CARBON C14 UNTUK MENENTUKAN UMUR FOSIL

Karbon-14, 14C, atau radiokarbon, adalah isotop radioaktif karbon dengan inti yang mengandung 6 proton dan 8 neutron. Keberadaannya dalam bahan organik adalah dasar dari metode penanggalan radiokarbon untuk memperkirakan umur pada sampel-sampel arkeologi, geologi, dan hidrogeologi. Karbon-14 ditemukan pada tanggal 27 Februari 1940 oleh Martin Kamen dan Sam Ruben dari Laboratorium Radiasi Universitas California, Berkeley, meskipun keberadaannya telah diduga sebelumnya oleh Franz Kurie pada tahun 1934.[1]

Terdapat tiga macam isotop karbon yang terjadi secara alami di Bumi: 99% merupakan karbon-12, 1% merupakan karbon-13, sedangkan karbon-14 terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit, misalnya sejumlah 1 bagian-per triliun (0,0000000001%) dari karbon yang ada di atmosfer. Waktu paruh karbon-14 adalah 5.730 ± 40 tahun. Ia meluruh menjadi nitrogen-14 melalui peluruhan beta.[2] Aktivitas standar radiokarbon modern[3] adalah sekitar 14 disintegrasi per menit (dpm) per gram karbon.[4]

Massa atom karbon-14 adalah sekitar 14,003241 sma. Isotop-isotop karbon yang berbeda tidak memiliki perbedaan yang besar dalam sifat-sifat kimianya. Ini digunakan dalam riset kimia, yaitu dalam teknik yang disebut pelabelan karbon: beberapa atom karbon-12 dari senyawa tertentu digantikan dengan atom-atom dari karbon-14 (atau beberapa atom dari karbon-13) dengan tujuan agar dapat memantaunya di sepanjang terjadinya reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada senyawa tersebut.

latihan saol X semester genap

1. Manusia raksasa dari Jawa disebut

a. Meganthropus Palaeojavanicus

b. Pithecanthropus Erectus

c. Pithecanthropus Robustus

d. Homo Soloensis

e. Homo Sapien

2. Perunggu merupakan campuran dari

a. timah dan tembaga

b. timah dan besi

c. tembaga dan besi

d. tembaga dan perak

e. besi dan perak

3. Secara arkeologis pembabakan zaman di Indonesia dibedakan menjadi ...

a. zaman logam dan zaman besi

b. zaman batu dan zaman logam

c. zaman primer dan zaman sekunder

d. zaman batu dan zaman primer

e. zaman quarter dan dan zaman tersier

4. Perbedaan teknik a cire perdue dengan bivolve pada pembuatan alat dari logam adalah

A cire perdue

Bivolve

a.

b.

c.

d.

e.

Menggunakan cetakan dari batu

Menggunakan model dari lilin

Menggunakan cetakan dua belah batu

Kualitas sangat baik

Dibuat bersama-sama

Menggunakan model dari lilin

Menggunakan cetakan ganda

Menggunakan cetakan tanah liat

Hasil masih kasar

Dibuat sendiri

5. Bukti bahwa masyarakat mesolithikum sudah mengenal kesenian adalah ....

a. ditemukannya pipisan untuk mengiling makanan

b. adanya sampah dapur yang membatu

c. adanya lukisan cap tangan pada dinding gua

d. adanya alat-alat dari tulang

e. adanya bangunan megalithikum

6. Gambar tersebut merupakan salah satu kebudayaan zaman logam, yang disebut ...

a. nekara

b. piala

c. bejana

d. candrasa

e. moko

7. Perhatikan data berikut ini !

1) belum bertempat tinggal

2) hidup bercocok tanam

3) menggunakan chopper

4) mengembangkan ternak

5) menumpulkan makanan

Dari data tersebut hasil budaya zaman berburu dan mengumpulkan makanan adalah ....

a * 1), 3), dan 5)

b. 1), 2), dan 3)

c. 2), 3), dan 4)

d. 2), 3), dan 5)

e. 3), 4), dan 5)

8. Daerah penyebaran kapak persegi meliputi ....

a. Jawa, Bali dan Sumatera

b. Sumatera, Jawa dan Kalimantan

c. Jawa, Bali dan Sulawesi

d. Sulawesi, Kalimantan dan Irian Jaya

e. Bali, Sumatera dan Kalimantan

9. Peninggalan kebudayaan palaeolithikum di Indonesia ditemukan didaerah ....

a. Ngandong dan Trinil

b. Trinil dan Pacitan

c. Mojokerto dan Pacitan

d. Mojokerto dan Trinil

e. Ngandong dan Pacitan

10. Abris sous Roche merupakan hasil kebudayaan zaman ....

a. palaeolithikum

b. mesolithikum

c. neolithikum

d. mesozoikum

e. palaeozoikum

11. Pendukung kebudayaan Pacitan ialah ....

a. Homo Mojokertoensis

b. Homo Soloensis

c. Homo Wajakensis

d. Homo Sapiens

e. Pithecanthropus Erectus

12. Tugu batu yang berfungsi untuk menyembah roh nenek moyang disebut ....

a. menhir

b. dolmen

c. sarkofagus

d. gerabah

e. waruga

13. Zaman logam di Indonesia dimulai pada zaman ....

a. tembaga

b. besi

c. palaeolithikum

d. perunggu

e. primer

14. Kebudayaan perunggu di Indonesia sering dikenal dengan kebudayaan ....

a. Dongson

b. Indonesia

c. Pacitan

d. Bacson Hoabinh

e. Vietnam

15. Kapak pendek pada zaman Mesolithik dikenal dengan sebutan ....

a. chopper

b. flakes

c. hache courte

d. bone culture

e. calsedon

16. Hasil kebudayaan perunggu yang banyak ditemukan di daerah Madura adalah ....

a. bejana perunggu

b. kapak perunggu

c. moko

d. nekara perunggu

e. candrasa

17. Kubur batu yang berbentuk bulat adalah ....

a. dolmen

b. waruga

c. sarkofagus

d. menhir

e. punden berundak

18. Nekara kecil yang berfungsi sebagai mas kawin adalah ....

a. nekara

b. bejana perunggu

c. candrasa

d. manik-manik

e. moko

19. Perhatikan data berikut ini !

1) Alat cetakan dari tanah liat

2) Menggunakan lilin sebagai model

3) Menggabungkan dua sisi cetakan

4) Sesudah logam membeku cetakan dipecah

5) Sesudah membeku dua sisi cetakan dilepaskan

Dari data tersebut yang merupakan ciri teknik a cire perdue adalah ....

a 1), 2), dan 4)

b. 2), 3), dan 4)

c. 2), 3), dan 5)

d. 1), 3), dan 4)

e. 2), 4), dan 5)

20. Sistem perdagangan yang muncul pertama kali dalam kehidupan masyarakat prasejarah adalah ...

a. barter

b. mata uang emas

c. batu permata

d. tawar menawar

e. sistem pasar

21. Kegiatan bercocok tanam yang pertama kali dikembangkan adalah sistem ...

a. bersawah

b. berladang

c. berhuma

d. irigasi

e. berkebun

22. Perhatikan data berikut ini !

1) memuja hewan keramat

2) kehidupan religi yang tinggi

3) mengadakan pesta sesaji

4) melakukan musyawarah

5) gotong royong dalam kehidupan sehari-hari

Dari data tersebut, nilai budaya prasejarah yang perlu dilestarikan adalah ....

a 1), 2) dan 3)

b. 2), 3), dan 4)

c. 3), 4), dan 5)

d. 1), 4), dan 5)

e. 2), 4), dan 5)

23. Pendukung utama kehidupan zaman palaeolithikum adalah .

a. Homo Sapien

b. Meganthropus Palaeojavanicus

c. Homo Wajacensis

d. Pithecanthropus Erectus

e. Pithecanthropus Mojokertoensis

24. Hidup berpindah-pindah yang dilakukan oleh manusia prasejarah disebut ....

a. nomaden

b. food gathering

c. sedenter

d. food producing

e. urbanisasi

25. Kebudayaan mesolithikum di Indonesia dikenal dengan sebutan ....

a. Dongson

b. Pacitan

c. Ngandong

d. Vietnam

e. Bacson Hoabinh

26. Dari masa purba banyak hasil kebudayaan yang dapat kita temukan, salah satunya ialah Kjokkenmodinger, yang merupakan hasil kebudayaan dari zaman ......

a. Paleolithikum

b. Mesolithikum

c. Neolithikum

d. Megalithikum

e. Mesozoikum

27. Kapak Sumatera dikenal dengan sebutan ....

a. hache courte

b. pebble culture

c. bone culture

d. flakes culture

e. chopper

28. Hasil kebudayaan Neolithikum yang penyebarannya melalui jalur barat adalah ....

a. kapak persegi

b. kapak Sumatera

c. kapak lonjong

d. kapak gengam

e. kapak corong

29. Perhatikan data berikut !

1) mulai mengenal food producing

2) mulai mengenal food gathering

3) hidup sedenter

4) peralatan masih kasar

5) mengenal bercocok tanam

Dari data tersebut, ciri kehidupan neolithikum adalah ....

a 2), 3) dan 4)

b. 5), 1) dan 3)

c. 4), 1), dan 2)

d. 2), 4), dan 5)

e. 5), 2), dan 1)

30. Tempat meletakan sesaji dibawah menhir disebut ...

a. dolmen

b. waruga

c. punden berundak

d. sarkofagus

e. kubur batu

31. Kubur batu yang berbentuk kubus dikenal dengan sebutan ....

a. dolmen

b. peti kubur batu

c. sarkofaus

d. waruga

e. dolmen

,p class="MsoNormal">32. Perhatikan data berikut !

1) menghasilkan peralatan dari batu kasar

2) hasil utama kapak persegi dan kapak lonjong

3) banyak bangunan dari batu-batu besar

4) mempunyai kepercayaan terhadap arwah nenek moyang

5) menitikberatkan pada kebudayaan yang bercorak religi

Dari data tersebut yang merupakan ciri kebudayaan megalithikum adalah ....

a. 1), 2) dan 3)

b. 2), 3) dan 4)

c. 3), 4) dan 5)

d. 5), 3) dan 1)

e. 4), 3) dan 1)

33. Pernyataan yang tepat mengenai Kjokken Modinger adalah ....

a. merupakan peninggalan kebudayaan neolithikum yang berarti gua di batu karang

b. merupakan hasil kebudayaan pada masa mesolithikum yang banyak ditemukan di Sumatera

c. hasil kebudayaan yang berupa sampah dapur pada masa mesozoikum

d. merupakan hasil kebudayaan mesolithikum yang ditemukan oleh E. Dubois

e. merupakan hasil kebudayaan mesolithikum yang berfungsi sebagai tempat tinggal

34. Pernyataan yang tidak terkait dengan zaman logam di Indonesia adalah ....

a. zaman logam di Indonesia tidak dimulai dari zaman tembaga tetapi dari zaman perunggu

b. kebudayaan logam berkembang di Indonesia dikenal dengan kebudayaan Dongson

c. salah satu hasil kebudayaan zaman logam di Indonesia adalah moko yang berfungsi sebagai mas kawin

d. di daerah Nusa Tenggara banyak ditemukan benda logam yang berupa nekara

e. salah satu teknik pembuatan alat dari logam adalah teknik bivolve yaitu dengan menggunakan model dari lilin

35. Pengertian bone culture adalah ....

a. merupakan alat dari batu yang digunakan pada masa mesolithikum

b. kapak Sumatera merupakan hasil kebudayaan zaman mesolithikum

c. alat-alat dari tulang yang berkembang pada masa mesolithikum

d. sisa-sisa kulit keran yang dikonsumsi oleh manusia purba pada masa mesolithikum

e. merupakan hasil kebudayaan mesolithikum yang berupa tempat tinggal di gua-gua

36. Fungsi candrasa adalah

a. untuk upacara dan tanda kebesaran

b. tanda kebesaran dan alat perang

c. alat perang dan pertanian

d. alat perang dan perhiasan

e. untuk menebang pohon dan alat perang

37. Fungsi nekara sebagai alat kematian dapat dilihat dari

a. bahan dasar

b. bentuk

c. ukuran

d. ragam hias

e. tempat temuan

38. Alat alat dari tulang dan tanduk termasuk kebudayaan ...

a. Ngandong

b. Pacitan

c. Perlak

d. Sampang

e. Ponorogo

39. Zaman logam di Indonesia memberi indikasi bahwa masyarakat telah mengenal teknologi baru yaitu teknik ......

a. melebur logam

b. membuat alat dari logam

c. pertanian

d. membuat rumah

e. bivolve

40. Dari hasil penyelidikan Van Stein Callenfels di gua Lawa Dampung dapat diketahui bahwa manusia purba menggunakan gua sebagai tempat tinggal yang dikenal dengan .......

a. chopper

b. pabble

c. flakes

d. kjokkenmodinger

e. abris sous roche

41. Kebudayaan perunggu yang berkembang di Indonesia mendapat pengaruh dari ......

a. India

b. Birma

c. Melayu

d. Cina

e. Dongson

42. Bangunan megalithik yang berupa meja dari batu besar dan utuh yang berfungsi untuk meletakan sesaji dinamakan .........

a. dolmen

b. menhir

c. punden berundak

d. sarkofagus

e. waruga

43. Masyarakat prasejarah mengenal kepercayaan akan adanya kekuatan gaib yang terdapat pada benda-benda. Hal itu disebut .......

a. monoteisme

b. politeisme

c. ateisme

d. dinamisme

e. animisme

44. Pembuatan alat-alat dari batu yang sudah diasah halus merupakan tradisi zaman ...

a. Kaenozoikum

b. Mesolithikum

c. Neolithikum

d. Paleolithikum

e. Megalithium

45. Ahli prasejarah yang menyelidiki persebaran kebudayaan Bacson Hoabinh adalah ....

a. Medeleine Colani

b. G.H.R. You Koeningswald

c. Van Stein Callenfels

d. Van H Kern

e. Fritz Sarasin dan Paul Sarasin

46. Candi Borobudur adalah akulturasi antara kebudayaan megalithikum dengan ajaran agama .......

a. Hindu

b. Budha

c. Konghuchu

d. Taoisme

e. Shinto

47. Keturunan bangsa Deutro Melayu di Indonesia adalah .....

a. Dayak, Batak dan Toraja

b. Dayak, Jawa dan Toraja

c. Bugis, Jawa dan Toraja

d. Batak, Bugis dan Melayu

e. Bugis, Melayu dan Jawa

48. Ilmu yang mempelajari tentang lapisan kulit bumi disebut .......

a. Ilmu Bumi

b. Geologi

c. Geofrafi

d. Geomorfologi

e. geneologi

49. Fosil manusia purba pertama kali ditemukan di wilayah Indonesia adalah .......

a. Homo Soloenis

b. Homo Wajakensis

c. Megantrhopus Palaeojavanicus

d. Pithecantropus Erectus

e. Pithecantropus Mojokertensis

50. Fosil manusia purba yang ditemukan oleh E. Dubois di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur ialah jenis .......

a. Megantrhopus Palaeojavanicus

b. Pithecantropus Erectus

c. Pithecantropus Mojokertensis

d. Pithecantropus Robustus

e. Homo Wajakensis.